Minggu, 11 Mei 2014

Cara memasukan plugin lagu di blogger


 Cara memasukan plugin lagu di blogger


pada artikel ini gue mau bahas cara masukin lagu untuk ngebikin blog lo jadi lebih meriah dan rame biar ga ngebosenin pengunjung yang dateng. gue bakal ngejelasin gimana caranya musik akan langsung di auto-play pas pengunjung lo masuk ke blog lo. langsung aja ayo cek tutorialnya:


1. klik link : divine-music.info 
2. setelah muncul websitenya, terdapat gambar dibawah ini


     
    3. pilih "browse all " buat nyari artist yang lo mau

      

     
     4. abis itu lo pilih artistnya dan lo pilih lagunya

     5. abis lo pilih lagunya bakal ada tuh source code-nya


    6. terus buka tata letak -> pilih edit pada bagian html/javascript -> terus copas source codenya disitu.

    7. simpan tata letak.

    8. cek blog lo dan liat perubahannya.

    semoga bermanfaat!

    Renungan di Hari Pendidikan







    Sekolah itu bukan soal lulus ujian, tetapi soal belajar mengembangkan keistimewaan diri. Setuju? 

    Apakah benar pendidikan kita itu membutuhkan UN? bukannya pendidikan itu lebih butuh 'ikan' ketimbang 'UN'? Tanpa'ikan' pendidikan hanyalah 'pendid'. Sangat menggantung maknanya. Nggak selesai. Nggak lulus!.

    Tentu bukan atas pemikiran itu keberlangsungan UN dipertanyakan. Tapi karena UN ternyata menimbulkan banyak polemik. Dari tahun ke tahun penyelenggaraan UN nggak pernah beres. Soal ujian yang telat sampai, kebocoran soal UN, serta cerita siswa cerdas dan potensial yang gagal UN adalah rombongan cerita yang nggak pernah lepas dari UN di tahun ke tahun.

    Di hari peringatan perjuangan pendidikan 2 Mei 2014 ini, mari kita renungkan, apakah UN masih layak untuk dipertahankan mengingat permasalahan ini terjadi.   

    Standarisasi Potensi dan Nggak Memperhatikan Keistimewaan Siswa

    Ki Hajar Dewantara pernah berkata "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbunya kodrat itu."

    P! setuju banget dengan apa yang disebut beliau. P! yakin, kita pasti punya potensi tersendiri di suatu bidang dan mungkin lemah di bidang lainnya. Itu sangat wajar. Ada anak yang jago olahraga tapi lemah di pelajaran sosial. Itu wajar kan? Karena ada UN, semua anak seolah dipaksa untuk menguasai semua bidang.

    Sekeren apa pun temen kita bermusik, setinggi apa pun prestasi teman kita di olimpiade, sejago apa pun temen kita main basket, ngelukis, berdebat, marawisan atau nge-dance, kalau dia nggak lulus UN, ya nggak luluslah ia dari sekolah.

    Ya, sekolah di Indonesia bukan kayak akademi mutan di film X Men First Class yang sangat membebaskan dan membimbing kita untuk mengembangkan kemampuan kita sendiri.

    UN Minded Generation

    Permasalahan satu ini nggak kalah parah sih. Orientasi kita sekolah adalah untuk lulus UN.  Setelah lulus, nilai UN seorang siswa pun melekat menjadi identitas anak tersebut. Semakin tinggi nilainya, semakin bangga dan dibanggakannya dia.

    Udah gitu, orientasi kita sekolah adalah kuantitas. Bukan kualitas. Nggak heran deh kalau orangtua pun jadinya lebih mendorong kita untuk ikutan bimbel ketimbang les musik, kursus desain, atau ikutan komunitas pecinta alam.

    Menurut Khresna Aditya, seorang aktivis pendidikan di petisi yang dibuatnya di Change.org, UN membuat mata pelajaran jadi berkasta, udah gitu, sekolah pun jadi sekadar kayak bimbingan tes. Bukan wadah pengembangan bakat dan potensi diri.

    P! setuju soal kastanisasi mata pelajaran itu. Coba inget-inget aja, semakin susah pelajaran tersebut maka ia akan didewakan bukan? bisa jadi karena itulah, jurusan eksakta yang mensyaratkan kemampuan berhitung, jadi diunggulkan dibanding jurusan sosial. Anak yang nggak jago matematika jadi dianggap rendah. Apalagi jurusan eksakta memberi peluang siswanya untuk memilih jurusan apa pun nanti di perkuliahan. Sementara jurusan sosial dan bahasa terbatas pilihannya.

    Kecurangan terus terjadi

    Pemerintah memang andal dalam menetapkan aturan. Tipe soal dibeda-bedakan, bahkan konon ada 20 jenis soal untuk satu mata pelajaran. Tingkat kesulitannya juga ditingkatkan. Katanya sih demi meninggkatkan standar kelulusan siswa. 

    Maksudnya baik memang. Tapi pengaturan sistem pendidikan itu nggak jauh beda sama pengaturan sistem lalu lintas. Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah Jakarta menetapkan sistem three in one. Tapi di sisi lain pemerintah membiarkan keberadaan joki-joki three in one. Bukan malah memperbaiki infrastruktur angkutan umumnya dari dulu, bukan membatasi produksi kendaraan pribadi.  Begitu juga dalam UN, kecurangan dan kebocoran soal seolah dibiarkan. Siswa dan orangtua murid yang ketakutan dengan soal UN pun jadi terbiasa mengambil jalan pintas dengan mencari joki mencari bocoran soal atau lebih parah lagi mencari tempat bimbel yang menjamin pesertanya lulus, bagaimana pun caranya.

    Kalau udah kayak gini, UN yang sebenarnya dibuat untuk ningkatin semangat belajar malah kehilangan esensinya kan?

    Tentu, tulisan ini bukan ditujukan untuk merendahkan pentingnya belajar. Sampai kapan pun belajar dan pendidikan adalah penting. Apalah artinya manusia kalau nggak punya pengetahuan dan nggak bisa mengolahnya.

    P! yakin kalian pada paham kan esensi pendidikan dan sekolah. Ingatlah selalu, kita pakai helm bukan karena takut ditilang polisi, tetapi agar selamat dari celaka. Kita sekolah pun bukan untuk bersaing tinggi-tinggian nilai UN, melainkan untuk belajar dan mengembangkan bakat, potensi dan keistimewaan diri kita yang positif tentunya. Jangan sampai sistem pendidikan membuat kita lupa esensi pendidikan itu.

    Menurut temen-temen gimana? Setujukah UN di lanjutkan? atau mending dihapuskan saja? lantas pengganti UN itu cocoknya apa? Setuju nggak kalau untuk lulus, tiap siswa diminta unutk membuat tugas akhir sesuai dengan minatnya?

    sejenis skripsi gitu.


    sumber: provoke-online.com

    Jumat, 09 Mei 2014

    Pecah Abis Brooo!


    Heyheyy siapa yang nggatau 'JALAN JALAN MEN!'? Jalan-Jalan Men! adalah sebuah travel show keliling Indonesia yang ada berkat hasil kerja sama dengan simPATI dengan valadoo.com. Dalam film ini mempunyai keunikan dari host JJM yaitu Jebraw. Di setiap filmnya selalu ada saja tingkah yang dilakukan olehnya. dan kebiasaan Jebraw dengan membawa okulelenya, dia selalu membuat lagu dengan sendirinya yang langsung keluar dari mulutnya yang diingirinya oleh okulelenya itu. Setiap dia melihat dan menemukan keindahan Indonesia dia selalu mengatakan pecah dengan nada uniknya dia.  Selain itu, Jebraw juga selalu digambarkan mengejar cinta Naya. Namun Naya hanya menganggap Jebraw sebagai teman seperjalanan yang seru.


    Kalian tau ngga misi dari Jalan Jalan Men? yaitu untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan tempat-tempat di pelosok Indonesia yang mungkin belum pernah diketahui, sehingga bisa menjadi lebih populer dan ditonton oleh orang-orang melalui media Internet.
    Keren yaa inisiatif mereka agar anak anak yang ada seluruh nusantara bisa makin cinta sama Indonesia.

     Kalian tau tujuan Jebraw untuk keliling Indonesia, untuk menjadi TRAVELER SUPER SEJATI.
    Pecah abis bro


    Ngomong ngomong kalian tau ngga siapa aja tim dari Jalan Jalan Men serta tugas masing masingnya?
    1. Jebraw
    Host
    2. Naya Anindita
    Co-Host
    3. Andra Fembriarto
    Sutradara & Cerita
    4. C SUGIONO
    Produser
    5. ADE DARMAWAN
    Perekam Suara
    6. GALIH MULYA NUGRAHA
    Tim Epic
    7. FEBIAN NURRAHMAN SAKTINEGARA
    Tim Epic
    8. AMALLA VESTA
    Konsultan Travel
    9.ANNAS MUHAMMAD ARRAISY
    Penyunting & Tata Warna
    Di season 1, Jalan Jalan Men melakukan kunjungan ke JOGJAKARTA. Yang pada awalnya jebraw mendapatkan informasi bahwa di Jogja ada yang namanya 'Dinosaurus'!!. Dan dia mengatakan kepada Naya dan dia tidak percaya akan adanya dinosaurus. Disini Jebraw melakukan penyelidikan dan akan membuktikan kepada Naya bahwa dinosaurus memang benar benar ada. Dalam perjalanannya mencari dinosaurus Jebraw harus mencari dan bertanya kepada masyarakat setempat dan dibawahlah ketempat teman yang menakjubkan
    Season 2
    Travel Series Indonesia - Jalan-Jalan Men 2013 Eps 4 - Pulau Weh

    Foto ini adalah kemana saja kunjungan mereka yang pernah mereka lalui bersama jalan jalan men

    Untuk kamu yang ingin tau account resmi dari Jalan Jalan Men yaitu www.jalan2men.com
    silahkana dilihat!

    Komunisme di Sekolah

    Komunisme di Sekolah

     




    Screen Shot 2014-01-06 at 4.29.49 PM















    Menurut pengamatan gue, entah ini kabar buruk atau bukan, tapi lama-kelamaan komunisme semakin merasuk ke kehidupan anak sekolah.
    Pertama-tama, gue jelasin dikit tentang komunisme seperti pengertian di kamus. Artinya kurang lebih gini, sistem komunisme menitikberatkan pada penghapusan hak milik perseorangan menjadi hak milik bersama.

    Bibit-bibit komunisme itu muncul ketika gadget canggih mulai menguasai setiap sendir kehidupan manusia. Nggak percaya? Cobain kamu dalam suatu hari sekolah, bawahandphone bagus, maka kamu akan tau dan sekaligus jadi korban komunisme.
    20130314-TSS_008_VS_PhoneCameras_still_large_verge_medium_landscape
    Pas banget apalagi abis liburan sekolah, Natal, dan tahun baru. Pasti ada beberapa di antara kamu yang punya handphone baru nih. Handphone baru pastinya nggak yang lebih jelek dari sebelumnya dong, tapi keluaran baru yang pastinya lebih canggih. Tapi kalau kamu bawa handphone baru kamu ke sekolah, siap-siap aja.
    Ketika kamu bawa gadget canggih ke sekolah, pasti deh, ini pasti, handphone kamu nggak akan lama berada dalam genggaman kamu. Dalam hitungan menit, salah satu teman (ironisnya, biasanya cenderung teman dekat) ngelihat kamu bawa smartphone canggih, pasti langsung menghampiri seperti hyena melihat wildebeest sekarat. Sang teman langsung akan meminjam smartphone kamu, terus kalau nggak dikasih mereka punya kata-kata sakti, “Dih, pelit banget lu jadi orang!” Kamu yang tadinya ogah minjemin –bukan karena pelit, tapi emang kamu pengin pake si handphone buat keperluan kamu– jadi mau nggak mau harus minjemin.
    Selamat, kamu akan segera jadi korban komunisme. Kenapa? Karena handphone kamu mendadak jadi ‘milik bersama.’ Biasanya buat apa aja?
    Selfie Berjamaah
    Foto: Guardian
    Foto: Guardian
    Nggak afdol rasanya kalau sekumpulan anak sekolah gaul (biasanya cewek), terus ada satu gadget berkamera bagus kalau nggak berfoto ria. Yak, fotonya biasanya selfie-selfie unyu gitu. Satu orang yang megang, yang berpose banyakan. Kalau sekarang-sekarang mungkin udah ada yang pake monopod kali ya (bahasa bekennya tongsis).
    Efek dari selfie ini berkepanjangan, berkelanjutan, dan berapis nih. Abis selfie, nggak berhenti sampai di situ aja. Tapi akan ada tindakan lain, yaitu ngedit. Foto-foto selfie yang jumlahnya mencapai ribu juta puluh belas miliaran itu diedit di aplikasi edit foto yang hits abis, semisal Camera360 atau 365 Camera (sekarang ganti nama jadi HelloCamera), apps foto kolase biar jadi empat frame gitu, dan apps lain. Daaan, kalau di handphone pinjeman itu nggak ada apps-nya, maka nggak jarang para ‘komunis’ yang minjem main download begitu aja tanpa izin.
    Kamu kira abis edit foto, komunisme itu berakhir begitu aja? Nggak! Masih ada kegiatan kirim-mengirim. Hal ini juga mengorbankan kuota internet. Seandainya nggak keburu ngirimnya karena keburu bel pulang, maka siap-siaplah kamu terus dihantui “Eh, foto-foto yang tadi kirim ya…” sepanjang dari pulang sekolah, pas sampe rumah, pas ngerjain PR, pas mau tidur, sampe bangun tidur, sampe ke sekolah lagi. Pokoknya kalau belum dikirim, akan diteror terus.
    Terus, biasanya handphone yang dijajah akan dipergunakan untuk…
    Main Game dan Nebeng Denger Musik
    Foto: sanctuous.com
    Foto: sanctuous.com
    Kita sebagai manusia kan suka mumet sama kehidupan sekitar, capek sama tugas, atau bosen sama keadaan. Makanya, orang suka main game atau dengerin musik buat melipur kejenuhan. Buat yang punya handphone canggih, tinggal install dan game pun bisa dimainin kapan aja, lagu bisa didengerin kapan aja. Buat yang nggak punya,… ya tinggal minjem ke yang punya.
    Makanya, ketika kamu bawa handphone kamu yang ter-install game dan banyak musik keren di dalamnya, siap-siap aja deh dijajah.
    Sebenernya nggak terlalu bermasalah sih dipinjem dan game-nya dimainin atau buat dengerin musik, tapi kan kadang penjajahan handphone suka berlangsung semena-mena. Komunisme –yang berarti hak perseorangan jadi hak bersama– itu sering terjadi. Main game-nya gantian, di antara se-geng abis yang satu main, dioper ke yang lain. Terlebih lagi, achievements yang ada di game, semacam koin yang capek-capek dikumpulin di game itu suka main dibeliin seenaknya. Alasannya? “Kepencet.” Asdfghjkl banget.
    Lebih sedihnya lagi, pas dikembaliin, si handphone sudah dalam keadaan tinggal nama alias batrenya habis.
    Bukan itu aja. Ternyata masih ada lagi.
    Dijadiin Hotspot
    IMG_2289
    Ya, kita semua fakir wifi. Maka, ketika wifi sekolah nggak bisa diharapkan karena saking bapuknya, terus paket internet kamu lagi empot-empotan karena uang jajan kepake buat yang lain, dan/atau gadget kamu adanya iPod touch, maka demi kepentingan ‘cuma’ biar bisa update Path maka manfaatkanlah handphone teman dan jadikan portable hotspot.
    Giliran orang yang handphone-nya dipinjem dan diem-diem dijadiin portable hotspot ini cuma bisa gigit jari karena pas dikembaliin, si handphone udah lemes karena batrenya kekuras, terus kuota internetnya juga abis.
    Bukan cuma itu, ini yang paling parah.
    Ditebengin Pulsanya Buat Nelpon
    Keadaan paling pahit adalah ketika handphone kamu dipinjem temen, buat ditebengin dia nelpon ngabarin pacarnya, sedangkan kamu jomblo.
    Dibajak
    Minjem bilangnya ngapain, eh iseng bajak akun kita. Itu sih pakyu abis.
    Ya gimana ya. Mau marah tapi temen. Katanya temen, tapi kok tega?
    Jadi, sang handphone canggih yang jadi korban komunisme ini ‘diperas’ batrenya, kameranya, RAM-nya, kapasitas memorinya, kuota internetnya, pulsanya, dan hati sang pemiliknya pun ikut ‘diperas.’
    Mungkin fakta-fakta inilah yang jadi alasan banyak sekolah yang ngeluarin peraturan bahwa nggak boleh bawa handphone canggih ke sekolah.
    Gue yakin ada beberapa di antara kamu yang pernah ngalamin penjajahan komunisme kayak di atas. Ada? Atau ada lagi yang mau ditambahin selain poin-poin di atas?
    Update: Hal-hal di atas akan masih ada sequelnya ketika kamu masuk kuliah dan ngekost. Kamar kost jadi korban komunisme karena jadi milik bersama. Mulai dari numpang tidur, numpang ngerjain tugas, numpang makan, numpang ngabisin air galon, numpang nitip naro barang, sampe numpang pacaran.